I. Judul
percobaan
“Kromatografi kolom dan
kromatografi lapis tipis”
II. Tujuan
percobaan
Pada akhir percobaan mahasiswa
harus mengerti mengenai:
1. Teknik-teknik
dasar kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis
2. Prinsip
dasar dari kromatografi
3. Prinsip
dasar dari pengaruh substituent terhadap substitusi elektrofil pada senyawa aromatik
III. Landasan
Teori
Kromatografi pertama kali diperkenalkan
oleh Michael Tswet, (1906) seorang (ahli botani dari Rusia. Dalam percobaannya,
ia berhasil memisahkan klorofil dan pigmen. Pigmen warna lain dari ekstrak
tumbuham dengan menggunakan serbuk kalsium karbonat yang diisikan kedalam kolom
kaca dan petroleum eter sebagai pelarut. Proses pemisahan itu diawali dengan
menempatkan larutan cuplikan pada permukaan atas kalsium karbonat, kemudian
dialirkan pelarut petroleum eter. Hasilnya berupa pita-pita berwarna yang
terlihat sepanjang kolom sebagai hasil pemisahan komponen-komponen dalam
ekstrak tumbuhan. Dari pita-pita berwarna tersebut muncul istilah kromatografi
yang berasal dari kata “Chroma” dan “Graphein”. Dalam bahasa yunani kedua kata
tersebut berarti “Warna” dan “Menulis” (Soebagio,2000:54).
Kromatografi
adalah prinsip pemisaham campuran senyawa atas komponen-komponen berdasarkan
perbedaan kecepatan migrasi masing-masing komponen diantara dua fasa yaitu fasa
diam dan fasa gerak. Perbedaan kromatografidahan tersebut dapat disebabkan oleh
perbedaan kemampuan masing-masing komponen untuk diserap (adsorpsi) atau
perbedaan distribusi diantara dua fasa yang
tidak saling bercampur (partisi) (Tim Dosen, 2012:39).
Pengertian kromatografi menyangkut metode
pemisahanyang didasarkan atas distribusi diferensial komponen sampel diantara
dua fasa. Menurut pengertian ini kromatografi selalu melibatkan dua fasa, yaitu
fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam dapat berupa cairan yang terikat pada
permukaan padatan (kertas atau suatu adsorben) sedangkan fasa gerak dapat
berupa cairan eluen atau pelarut atau gas pembawa yang inert (Soebagio,2000:54).
Pemisahan yang terjadi dalam kromatografi
dilaksanakan dengan memanipulasi sedemikian rupa sifat-sifat fisik umum dari
suatu senyawa atau molekul, yaitu:
a. Kecenderungan suatu molekul untuk
larut dalam cairan ( kelarutan)
b. Kecenderungan suatu
molekul untuk berkait dengan sutu serbuk bahan padat (absorbsi)
c .Kecenderungan suatu
molekul untuk menguap (volatilitas).
Dalam kromatografi, senyawa yang akan dipisahkan
ditempatkan pada situasi dinamik (bergerak) yaitu dengan melakukan pengaliran
dan selama itu akan terjadi peristiwa pelarutan absorbsi atau penguapan
(Slamet,1989:43).
Menurut Asyhar (2012), ada lima
macam kromatografi, yaitu:
1.Kromatografi
lapis tipis
Merupakan
kromatografi yang menggunakan lempeng gelas atau aluminium yang dilapisi dengan
lapisan tipis alumina, silica gel, atau bahan serbuk lainnya.
2.Kromatografi
penukar ion
Merupakan
bidanigunakan untuk khusus kromatografi
cairan-cairan seperti namanya, system ini khusus digunakan untuk spesies ion
3.Kromatografi
penyaringan gel
Merupakan
proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi dekstran molekul
polisakarida linear yang mempunyai akatan silang
4.Elektroforesis
Merupakan
kromatografi yang diberi medan listrik disisinya dan tegak lurus aliran fasa
gerak
5.Kromatografi kertas
Merupakan
kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fasa diam adalah lapisan tipis air yang diserap dari
lembab udara oleh kertas jenis fasa cair laiinnya dapat digunakan.
Kromatografi kolom merupakan teknik
kromatografi yang paling awal ditemukan dari mekanismenya, kromatografi kolom
merupakan terapan atau absobsi yang tidak boleh larut dalam fasa gerak, ukuran
partikel fasa diam harus seragam. Zat
pengotor yang terdapat pada fasa diam
dapat menyebabkan absobsi tidak reversible sebagai fasa diam digunakan alumina,
silica gel, arang, bauksit, magnesium karbonat, kalsium karbonat, talk, pati,
sekelator, gula dan tanah diatom.Fasa gerak pada kromatografi kolom dapat berupa pelarut tunggal atau campuran beberapa
pelarut polar dan nonpolar. Umumnya senyawa nonpolar dengan berat molekul lebih cepat meninggalkan fasa
diam (Soebagio,2000:81-82).
Kromatografi kolom bertujuan untuk mengisolasi
komponen kurkumin dari campurannya. Pada kromatografi kolom ini digunakan kolom
dengan adsorben silica gel karena kolom yang dibentukdengan silica gel memiliki
tekstur dan struktur yang lebih kompak dan teratur. silika gel dalam bentuk
tetrahedral raksasa, sehingga ikatannya kuat dan rapat. Dengan demikian,
adsorben silica gel mampu menghasilkan proses pemisahan yang lebih optimal
(Asyhar,2012:diakses pada tanggal 26 april 2012).
Kromatografi lapisan tipis atau TLC seperti
halnya kromatografi kertas, murah dan mudah dilakukan. Kromatografi ini
mempunyai satu keunggulan dari segi
kecepatan dari kromatografi kertas. Proses kromatografi lapisan tipis
membutuhkan hanya setengah jam saja, sedangkan pemisahan yang umum pada kertas
membutuhkan waktu beberapa jam. TLC sangat terkenal dan rutin digunakan
diberbagai laboratorium. Media pemisahannya adalah lapisan dengan ketebalan
sekitar 0.1 sampai 0.3mm zat padat adsorben pada lempeng kaca, plastik atau
aluminium. lempeng yang paling umum digunakan berukuran delapan kali dua inci
dan zat padat yang umum digunakan adalah alumina, gel silica dan selulosa
(R.A.Day,JR,2002:551-552).
Perhitungan nilai Rf berdasarkan
pada jarak yang ditempuh oleh pelarut dan jarak yang ditempuh oleh bercak warna
masina-masing. Nilai Rf untuk setiap warna dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Rf =
IV. Metode
A. Alat
dan Bahan
1. Alat
a. Erlenmeyer
50 ml 6 buah
b. Pipa
kapiler
c. Kolom
gelas
d. Pelat
KLT
e. Botol
elusi
f. Botol
semprot
g. Botol
uap iodium
h. Gelas
ukur
i.
Spiritus, kaki tiga,
kasa
j.
Statif dan Klem
k. Corong
pisah
l.
Pipet tetes
m. Termometer
2. Bahan
a. Kapas
b. Silica
gel TLC
c. Kristal
iod
d. Asam
nitrat pekat
e. Ekstrak
batang daun bambu
f. Benzena
g. Kloroforn
h. Aquades
B. Cara
kerja
1. Pembuatan
kromatografi kolom
a. Menyiapkan
kolom gelas yang berisi penyumbat kapas pada ujungnya
b. Memasukkan
kloroform ke dalam kolom sampai setengahnya
c. Memasukkan
campuran silica gel dan ekstrak batang daun bambu kedalam kolom yang telah
diisi kloroform sebelumnya dan membiarkannya menetes
d. Menampung
fraksi-fraksi tetesan yang keluar dari kolom gelas
e. Mengganti
gelas ukur setiap 20 ml sebanyak 6 kali
f. Mengumpulkan
fraksi
2. Pemeriksaan
lapis tipis
a. Mengambil
satu per satu fraksi, mulai dari gelas pertama sampai keenam, kemudian
menotolkan fraksi pada plat tipis silica gel
b. Memasukkan
plat lapis tipis silica gel kedalam botol eluen berisi benzena
c. Meneteskan
noda awal, lalu mengambil plat tersebut dan mengeringkan di udara
d. Menyimpan
plat kedalam botol berisi uap iodium
e. Menentukan
harga Rf dari noda-noda yang diperoleh.
V. Hasil
Pengamatan
Silica gel, kloroform dan ekstrak batang daun bambu dimasukkan kedalam
kolom gelas, terbentuk serbuk berwarna hijau tua kemudian menambahkan silica
gel, kloroform dan serbuk yang dibuat sebelumnya kedalam kolom gelas, terjadi
perubahan warna dan terbentuk 2 lapisan, dimana lapisan bawah adalah silica gel
yang berwarna putih dan lapisan atas berwarna hijau tua. Tetesan fraksi-fraksi
eluen yang keluar dari kolom gelas ditampung hingga 20 ml dan tetesan tersebut
berwarna hijau kehitam-hitaman. Kemudian ditambahkan lagi kloroform 10 ml
kedalam kolom gelas lalu gelas ukur atau penampung diganti yamg lain, larutan
yang dihasilkan berwarna hijau lebih muda dari hasil pertama. Hasil fraksi dari
masing-masing penampung ditotolkan pada pelat lapis tipis yaitu pada garis yang
telah dibuat sebelumnya. Kemudian pelat tersebut dimasukkan kedalam bottas bol
eluen yang telah berisi benzene dan mengukur garis pada pelat 0,5 cm dari batas
bawah pelat dan 4 cm dari garis bagian bawah yang telah dibuat, larutan benzene
mengalami penyerapan pada pelat lapis tipis hingga sebelum sampai tepat pada
garis 4 cm. kemudian iod dipanaskan dalam gelas kimia, menghasilkan uap
berwarna ungu. Gelas kimia yang berisi uap berwarna ungu, dimasukkan plat
kedalamnya, sehingga warna masing-masing noda semakin jelas dari warna
kekuning-kuningan hingga kemerah- merahan. Adapun batas noda(Rf) untuk setiap
noda:
a. Fraksi
1 : noda
1 Rfnya 0,125 cm
b. Fraksi
2 : noda
1 Rfnya 0,175 cm
c. Fraksi 3
: - noda 1 Rfnya 0,125 cm
- noda
2 Rfnya
0,125 cm
VI. Analisis data
1.
Fraksi 1
Noda 1 Rf =
= = 0,125 cm
2.
Fraksi 2
Noda 1 Rf =
= = 0,175 cm
3.
Fraksi 3
Noda 1 Rf =
= = 0,125 cm
Noda 2 Rf =
= = 0,125 cm
VII Pembahasan
1. Pembuatan
Kromatografi Kolom
Pada percobaan ini, campuran serbuk
yang dibuat sebelumnya dimasukkan kedalam kolom yang telah berisi penyumbat
gabus, yang telah dimasukkan ekstraknya terlebih dahulu, silica gel dan
kloroform. Kemudian dielusi lagi dengan kloroform sampai adanya fraksi, dimana
masing-masing fraksi mengandung satu komponen yang identitasnya ditentukan
dengan kromatografi lapis tipis. Peralatan kromatografi sangat sederhana. Kolom
dilengkapi dengan kran untuk mengatur aliran pelarut dan penyumbat kapas untuk
menahan fase diam. Fase diamnya yaitu silica gel dan fase geraknya kloroform.
Dalam pelaksanaan pemisahan dengan
teknik ini, pertama-tama campuran diletakkan dibagian atas kolom yang berisi
fase diam. Fase gerak kemudian dialirkan pelan-pelan dan dibiarkan mengalir
melalui kolom tersebut. Pada saat bergerak, fase gerak membawa campuran
kebawah. Karena setiap komponen dalam campuran mempunyai koefisien distribusi
yang berbeda, maka kecepatan migrasinya juga berbeda. Perbedaan kecepatan
inilah yang menyebabkan terjadinya pemisahan komponen dalam campuran. Kemudian
pelarut yang menetes atau eluen keluar dari kolom dan ditampung fraksinya.
Komponen pertama keluar dari kolom adalah komponen kurang polar, karena silica
berikatan lebih erat dengan senyawa polar, Sehingga senyawa polarnya lama
berada dalam kolom. Pelarut yang lebih polar
membawa senyawa yang kurang polar lebih cepat melintasi kolom, karena
senyawa tersebut kurang berinteraksi dengan fase yang polar dan hanya berada
dalam kolom untuk waktu yang berbeda-beda.
2. Pemeriksaan Lapis Tipis
Berdasarkan percobaan, fraksi-fraksi yang
diperoleh ditotolkan pada plat lapis tipis, kemudian dimasukkan kedalam botol
eluen yang berisi benzene. Noda mulai bergerak sedikit demi sedikit keatas. Dari
hasil pengamatan yang diperoleh, komponen yang menempuh jarak lebih jauh
bersifat nonpolar dibanding dengan senyawa polar. Adapun Rfnya adalah:
a. Fraksi 1
: noda 1 Rfnya 0,125 cm
b. Fraksi 2
: noda 1 Rfnya 0,175 cm
c. Fraksi 3
: - noda 1 Rfnya 0,125 cm
- noda
2 Rfnya
0,125 cm
VIII. Kesimpulan
dan saran
1. Kesimpulan
a. Kromatografi
adalah prinsip pemisahan campuran senyawa komponen-komponen berdasarkan
perbedaan kecepatan migrasi masing-masing komponen diantara dua fasa yaitu fasa
diam dan fasa gerak
b. Pemisahan
dalam hal ini yang dilakukan adalah kromatigrafi kolom dan kromatografi lapis
tipis
c. Prinsip
kerja kromatografi adalah pemisahan campuran senyawa atas komponen berdasarkan
perbedaan kecepatan migrasi masing-masing fasa..
2. Saran
a. Sebaiknya
praktikan mempelajari dan memahami teori sebelum praktikum
b. Sebaiknya
praktikan memperhatikan petunjuk yang diberikan oleh asiaten agar hasil yang
diperoleh sesuai yang diinginkan
DAFTAR PUSTAKA
Arsyar.
2010. Kromatografi kolom dan lapis tipis
(http://arsyharst08.wodpress.com).
Diakses pada tanggal 26 april 2012.
Clark,
Jim. 2007. Kromatografi lapis tipis (http://www. Chem-is-Try Org).
Diakses pada tanggal 26 april 2012.
Soebagio,
dkk. 2000. Kimia Analitik II.Malang:
JICA.
Sudarmadji,
Slamet, dkk.1989. Analisa Bahan Makanan
dan Pertanian
.
Liberti: Yogyakarta.
Tim
Dosen Kimia Organik. 2012. Penuntun
Praktikum Kimia Organik 1. Makassar:
Universitas Negeri Makassar.
Underwood,A.L,dkk.
2002. Analitik Kimia Kuantitatif.
Edisi keenam. Jakarta: Erlangga.
JAWABAN
PERTANYAAN
1. Urutan
kepolaran fraksi fenol dengan memperhatikan nilai Rfnya maka yang paling polar adalah o- nitro
fenol dengan harga Rf yang paling tinggi
2. Salah satu Saran untuk memperoleh senyawa
murni adalah melalui teknik penggunaan kromatografi adalah pelarut-pelarut yang
digunakan sebaiknya mempunyai kemurnian yang tinggi karena terdapatnya sedikit
zat pengat laiinya dapat menghasilkan kromatografi yang tidak diinginkan.
0 komentar:
Posting Komentar